Cantik (part1)

Kamu terlihat semakin cantik sobat. Ah.. memang kamu itu cantik, sangat cantik bahkan. Mungkin semua laki-laki yang melihatmu akan jatuh hati padamu. Parasmu yang cantik, tutur katamu yang manis, membuat mata tak bisa berpaling darimu.

Tidak hanya satu atau dua yang jatuh cinta padamu, tapi banyak... belasan bahkan puluhan atau juga mungkin ratusan. Dan aku tau kamupun menyadari itu, menyadari banyak hati yang terpikat padamu. Kesadaranmu itu membuatmu semakin memainkan peran sang putri pujaan.

Entahlah.. mungin aku yang terlalu sinis memandang keadaan ini. Bukan karena aku iri, tidak sama sekali. Tapi aku hanya tidak tega melihat dirimu semakin menjadi-jadi memainkan hati-hati yang penuh cinta. Hati mereka yang mengharapkan sedikit sentuhan darimu. Seringkali kamu "memaksa" mereka untuk mengutarakan isi hatinya padamu, agar kamu merasa menang. Menang bisa menambah koleksi catatan nama-nama penggemarmu. Kamu berikan perhatian seolah kamu memiliki perasaan yang sama, namun ketika mereka mengharapkan sesuatu yang lebih, kamu campakkan mereka. Ini tidak hanya terjadi sekali, berulang-ulang kali.

Mungkin ini yang kamu artikan "cantik". Tapi aku tak akan menyalahkanmu atau menghakimimu sobat. Aku terlalu menyayangimu.. Aku hanya ingin kau tau, mereka juga punya hati..

Waktu

Waktu terus berjalan. Detik demi detik, menit demi menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun terus berlalu. Tak pernah berhenti bahkan berbalik arah.

Ketika ku terdiam, waktu terus berjalan. Ketika ku mengulang, waktu terus berjalan. Ketika ku menyesal dan tak berbuat apa-apa, waktu terus berjalan.
Waktu melindasku yang hanya diam dan mengulang kesalahan. Waktu seakan menertawakanku saat tak ada kemajuan yang bisa kucapai. Bahkan waktu meninggalkanku ketika aku hanya berputar-putar pada kondisi yang sama.

Ingin diri melangkah, maju bersama berjalannya waktu. Tapi apa, kemana, bagaimana? Pertanyaan yang membuat aku terdiam, masih disini, menatap waktu yang trus berjalan